Di era digital yang serba online kayak sekarang, branding udah bukan cuma urusan perusahaan besar aja. Setiap individu, termasuk kamu, juga perlu paham gimana caranya membangun citra diri di dunia digital. Branding bukan lagi sekadar urusan logo keren atau desain visual yang aesthetic. It’s about the vibe you give. Nah, di titik ini kita harus bisa bedain antara dua hal penting: brand branding dan personal branding.
Brand branding adalah proses membangun identitas dan persepsi publik terhadap suatu brand, entah itu produk, layanan, atau perusahaan. Ini bukan hanya soal warna logo, pilihan font, atau packaging yang cakep, tapi lebih dalam: tentang nilai yang dijual, personality brand-nya (apakah fun, profesional, atau rebellious), cara berkomunikasi di sosial media, sampai seberapa konsisten brand itu bercerita kepada audiensnya. Contohnya, lihat aja Nike. Mereka nggak cuma jual sepatu, tapi mereka menjual semangat “Just Do It” yang menginspirasi dan empowering. Branding yang kuat mampu bikin orang merasa terkoneksi, bahkan loyal, tanpa perlu mikir dua kali.
Sementara itu, personal branding adalah tentang kamu sebagai individu. Ini adalah proses membentuk citra diri yang otentik dan kuat, yang bisa bantu kamu berkembang dalam karier, bisnis, bahkan di dunia konten. Personal branding penting banget, apalagi kalau kamu seorang freelancer, entrepreneur, atau aktif sebagai content creator. Beberapa hal kunci dalam personal branding termasuk mengenal diri sendiri (apa kekuatan dan value kamu), memilih platform yang sesuai (LinkedIn untuk profesional, Instagram atau TikTok untuk visual dan storytelling), membangun kepercayaan lewat konsistensi, dan menunjukkan proses hidupmu, bukan cuma hasil akhir. Karena let’s be real, orang lebih connect sama proses yang jujur daripada pencapaian yang keliatannya instan. Seperti kata Jeff Bezos, “Your personal brand is what people say about you when you’re not in the room.”
Nah, kenapa sih kedua hal ini penting banget buat kita sekarang? Karena konsumen dan recruiter zaman sekarang nggak cuma ‘beli’ produk, tapi juga beli kepercayaan. Mereka pengen tahu siapa sosok di balik sebuah brand. Ketika brand dan personal branding berjalan bareng, koneksi yang terbangun jauh lebih humanism dan relatable. Misalnya, bayangin brand skincare yang foundernya aktif di TikTok, rajin cerita soal perjuangan kulitnya dari breakout parah sampai glowing sekarang. Cerita itu bukan cuma relatable, tapi juga membangun trust yang nggak bisa dibeli dengan iklan doang.
Buat kamu yang punya bisnis, coba tampil sebagai wajah dari brand kamu sendiri. Cerita kamu bisa jadi nilai tambah yang nggak dimiliki kompetitor lain. Kalau kamu seorang influencer atau content creator, penting banget buat milih brand yang sejalan sama value pribadi kamu. Jangan asal ambil endorse yang bisa merusak kredibilitas. Gunakan storytelling sebagai jembatan antara kamu dan audiens karena di dunia digital, cerita itu mata uang.
Sebagai penutup, di dunia yang makin kompetitif, brand branding bisa bikin kamu dikenal, tapi personal branding bikin kamu dipercaya. Makanya, mulai sekarang coba rancang dengan serius citra kamu baik sebagai individu maupun pemilik brand. Jangan cuma jadi produk bagus, tapi jadilah brand yang meaningful dan relatable.
Oleh :
Novindra Satya Nugraha, S.I.Kom., M.B.A.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar